Tangerang Selatan, 16 Agustus 2024 – Antusiasme warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di luar negeri, khususnya para Pekerja Migran Indonesia (PMI) untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Terbuka (UT) semakin meningkat. Hingga Jumat, 16 Agustus 2024, tercatat sebanyak 2.343 orang PMI telah mendaftar sebagai mahasiswa baru UT Layanan Luar Negeri (UT LLN). Angka ini menunjukkan lonjakan signifikan dibandingkan periode pendaftaran sebelumnya. Diperkirakan jumlah PMI yang akan mendaftar masih terus bertambah karena masa pendaftaran semester ganjil 2024.2 masih dibuka sampai 29 Agustus 2024.
Menurut Direktur UT LLN Dr. Pardamean Daulay, S.Sos., M.Si., dari total pendaftar tersebut, 2.286 calon mahasiswa baru telah menyelesaikan pembayaran admisi. Sementara itu, 57 pendaftar lainnya masih memiliki kesempatan untuk melengkapi pendaftaran mereka dengan membayar admisi dan mengisi data pribadi sebelum batas waktu pendaftaran ditutup. Calon mahasiswa ini tersebar di berbagai negara dengan jumlah terbesar berada di negara Jepang sebanyak 1.140 orang, diikuti Korea Selatan 165 orang, Hong Kong 59 orang, Taiwan 55 orang, dan Arab Saudi 76 orang, serta 848 orang lainnya tersebar di negara lainnya.
Untuk diketahui, UT LLN merupakan salah satu unit layanan UT yang secara khusus melayani WNI di luar negeri seperti ekspatriat, pebisnis, pekerja kantoran, ibu rumah tangga, pekerja di sektor konstruksi, pabrik, pelayan restoran, perkebunan, dan pekerja rumah tangga yang masih ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, tetapi selama ini terkendala sibuk bekerja. UT sebagai solusi pendidikan bagi mereka selama di perantauan. Tentu hal ini punya dasar dan alasan kuat demi efesiensi waktu dan juga lebih mudah mengatur waktu sesuai jadwal kerja.
Berikut delapan keunggulan UT yang menarik minat PMI untuk melanjutkan kuliah sambil bekerja:
Pertama, sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh yang diterapkan di UT memungkinkan semua PMI yang memiliki ijazah sekolah menengah atas (SMA) atau sekolah menengah kejuruan (SMK) sederajat untuk mendaftar. UT satu-satunya perguruan tinggi negeri yang tidak mengenal batas umur dan juga batas waktu kuliah. Para PMI hanya perlu melengkapi syarat administrasi, yaitu fotokopi ijazah SMA atau SMK sederajat yang sudah dilegalisasi tanpa batas tahun lulusan.
Kedua, mahasiswa tetap bisa kuliah sambil kerja di perusahaan masing-masing karena perkuliahan diatur secara online. Sistem perkuliahan fleksibel yang ditawarkan di UT, para PMI dapat berkuliah dari mana saja dan kapan saja. UT telah menyediakan beragam pembelajaran asinkron yang dapat diakses secara online melalui elearning.ut.ac.id. Artinya, para PMI dapat mengakses setiap pertemuan selama 24 jam nonstop. Selain itu, jadwal kuliah diatur secara fleksibel sehingga para PMI dapat menyesuaikan waktu dengan kebutuhan dan kemampuan mereka ketika belajar. Pengerjaan tugas tutorial online (tuton), diskusi, dan kuis dapat mereka kerjakan kapan pun, asal tidak melampaui batas waktu yang telah ditentukan.
Ketiga, UT adalah perguruan tinggi negeri yang tidak perlu diragukan legalitasnya. Kuliah di UT LLN juga merupakan program belajar yang biayanya paling terjangkau diantara perguruan tinggi lainnya. Biaya pendaftaran hanya Rp. 100.000- dibayarkan sekali saja pada saat melakukan pendaftaran dan biaya UKT Rp. 120.000,- per SKS tanpa ada biaya pembangunan.
Keempat, PMI bisa memanfaatkan waktu selama bekerja sambil kuliah sehingga tidak perlu bekerja mengumpul uang selama 4 tahun di perantauan untuk kuliah bila kembali ke tanah air. PMI cukup merantau selama 4 tahun dan bila sudah berhasil menjadi sarjana, tidak harus merantau berkali-kali ke luar negeri karena sudah punya ijazah yang bisa dijadikan modal untuk melamar pekerjaan di Indonesia.
Kelima, membagi waktu dan menyempatkan diri kuliah selama bekerja di perantauan, tidak perlu menyusahkan orangtua untuk biaya kuliah, uang kost, uang saku bulanan dan segala keperluan selama belajar karena bisa membiayai sendiri dari gaji yang diperoleh. PMI dapat membuktikan kepada keluarganya bahwa walaupun sibuk bekerja, tetap bisa mandiri dan berusaha keras untuk mengejar kesuksesan melalui pendidikan.
Keenam, PMI yang kuliah di UT dapat bergabung dengan komunitas mahasiswa UT yang ada di negara tempat mereka bekerja, seperti Persatuan Mahasiswa (PERMA) UT Hong Kong, Himpunan Mahasiswa (HIMMAS) UT Taiwan, BEM KOUSA (Korean Open University Students Association), dan lainnya. Komunitas tersebut dibangun dengan rasa solidaritas yang tinggi, atas banyak kesamaan terutama perasaan seperantauan untuk sukses dalam pendidikan sehingga semua kegiatan ekstrakurikuler didisain khusus dalam nuansa persaudaraan demi meningkatkan kualitas PMI setelah mereka pulang ke Indonesia.
Ketujuh, Apabila telah selesai kontrak kerja dan kembali ke tanah air, PMI bisa melakukan perpindahan ke UT Daerah terdekat di tempat tinggalnya. Hal ini menunjukkan UT sebagai perguruan tinggi yang menawarkan mobilitas kepada mahasisiwa.
Kedelapan, Kegiatan perkuliahan UT di luar negeri mendapat dukungan dari semua kantor perwakilan RI di luar negeri (KBRI, KJRI, KDEI), mulai dari perekrutan mahasiswa baru, ujian akhir semester, hingga penyelenggaraan wisuda.
Berbagai keunggulan yang ditawarkan, UT semakin membuktikan diri sebagai pilihan utama bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi sambil tetap menjalankan aktivitas kerja di luar negeri. Keberhasilan UT dalam menarik minat 2.343 PMI untuk mendaftar sebagai mahasiswa baru pada semester ganjil 2024.2 mencerminkan kepercayaan dan minat yang tinggi terhadap model pendidikan jarak jauh yang fleksibel dan terjangkau. Dengan dukungan penuh dari kantor perwakilan RI di luar negeri serta berbagai kemudahan yang diberikan, UT mampu menjawab kebutuhan pendidikan bagi mereka yang ingin mencapai kesuksesan akademis tanpa harus meninggalkan pekerjaan dan keluarga. UT sebagai pendidikan jarak jauh kini semakin menunjukkan kapasitasnya sebagai solusi efektif dan efisien bagi para PMI untuk meraih cita-cita pendidikan mereka di tengah kesibukan kerja di luar negeri.
Kontributor : Pardamean Daulay & Irhas Nur Rosyad